MANADO Televisi Rakyat Indonesia TEVRI -TV.COM |Berkaitan dengan usulan Sidang Majelis Sinode Istimewa (SMSI) untuk Perubahan Tata Gereja GMIM, kini beredar di media sosial berupa rekaman Sambutan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dalam Sidang Majelis Sinode Tahunan (SMST) ke 36 di Jemaat Bukit Moria Tikala, Wilayah Manado Timur.
Dalam sambutan itu sangat jelas Olly Dondokambey berpesan langsung kepada Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Pdt Hein Arina. Bunyi pesan Olly itu adalah, “Jangan so tua-tua mo suka berkuasa ley terus Pak Ketua…Iyo to.”
Olly menambahkan, kase kesempatan kepada generasi muda supaya prosesnya berjalan. Karena semua ada waktunya. “Kadang-kadang torang ley sama dengan iklan Ligna. Tau to Ligna. Kalu so duduk lupa berdiri,” ujarnya lagi.
Menurut Olly, di GMIM ada Pendeta yang sudah 25 tahun tidak pernah jadi Ketua Jemaat, cuma Pdt Jemaat terus, karena tidak ada kesempatan.
Gubernur juga mengatakan, tidak usah khawatir, pasti tahun 2027 ada orang yang Tuhan siapkan untuk memimpin GMIM.
“Organisasi GMIM harus ditata dengan baik karena kalau rusak, torang samua jadi rusak dan yang korban itu jemaat,” ujarnya.
Berkaitan dengan pesan Olly Dondokambey ini, salah seorang pemerhati GMIM, Dokter Ricky Sondakh mengatakan, “Jadi stop jo itu yang menghendaki diadakannya Sidang Majelis Sinode Istimewa/SMSI ilegal for mo robah Tata Gereja tahun 2021. Ut Omnes Unum Sint.”
Persoalan krusial yang mengemuka adalah usulan agar Badan Pekerja bisa menduduki jabatan 3 periode. Hal ini mendapat kritikan karena dinilai melanggengkan kekuasaan dalam jabatan gereja.
Sementara itu, dalam lingkup pimpinan Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM sudah terjadi perbedaan pendapat. Wakil Ketua Bidang Data, Informatika dan Litbang Pnt Ricky Montong, MTh secara tegas mengatakan usulan perubahan Tata Gereja GMIM Tahun 2021 tidak sesuai dengan mekanisme pengambilan keputusan. Karena usulan Revisi itu datang dari usulan di Sidang Majelis Sinode Tahunan. Padahal SMST tidak memiliki wewenang mengusulkan perubahan Tata Gereja. Bahkan revisi Tata Gereja baru berlangsung 3 tahun. “Masih banyak yang belum paham mengenai Tata Gereja hasil revisi, sudah mau dirubah lagi. Itu berarti revisi yang lalu yang menghasilkan Tata Gereja 2021 adalah produk abal-abal,” tegasnya.
Menanggapi hal ini Sekretaris BPMS Pdt. Dr. Evert Tangel, MPDK yang dihubungi terpisah mengatakan, apa yang disampaikan oleh Pnt. Ricky Montong merupakan pendapat pribadi dan bukan atas nama pimpinan Badan Pekerja Majelis Sinode.
Menurut Pdt. Evert Tangel, sosialisasi yang tengah dilakukan BPMS merupakan penjabaran dari hasil SMST yang mengusulkan perubahan Tata Gereja. “Ini semua ada tahapan-tahapan. Nanti kita akan lihat dari masukan-masukan yang ada. Apakah akan ada perubahan atau tidak tergantung dari hasil persidangan,” ungkapnya
Sumber media online CM.