Jakarta-tevri-tv.com
Dalam semangat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Kementrian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), menyelenggarakan Expo dan Forum Lingkungan terbesar tahun ini, yang
dibuka secara resmi oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq.
Mengusung tema global “Ending Plastic Pollution” dan tema nasional ancaman polusi plastik melalui aksi nyata lintas sektor.
“Polusi plastik bukan sekadar isu lingkungan,i ni adalah krisis yang mengancam
ekosistem, kesehatan, dan masa depan kita. Kita harus bergerak bersama dengan aksi
nyata yang kolektif dan kolaboratif,” tegas Menteri Hanif saat membuka acara Hari
Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025 Expo dan Forum di Jakarta International
Convention Center (JICC).
Rangkaian kegiatan HLH 2025 telah dimulai sejak 5 Juni lalu di Bali melalui apel nasional
dan aksi bersih pantai yang melibatkan lebih dari 10.000 peserta. Puncaknya, Expo dan
Forum yang berlangsung pada 22–24 Juni 2025 di Jakarta menampilkan 78 booth dari
berbagai mitra pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, komunitas, serta akademisi.
Expo ini tidak hanya menjadi ajang pameran produk ramah lingkungan dan teknologi hijau,
tetapi juga forum edukatif yang menghadirkan talkshow, workshop, dan coaching clinic
dengan 28 tema layanan publik. Mulai dari AMDALNET, baku mutu air dan tanah,
pemulihan gambut, hingga Adiwiyata dan Kalpataru, semuanya dirancang untuk
memperkuat pemahaman masyarakat dalam pengelolaan lingkungan secara
berkelanjutan.
Kegiatan ini juga menjadi panggung peluncuran berbagai kebijakan baru seperti Proper
dan Adipura versi terbaru, serta sistem penilaian kinerja pemerintah daerah dalam
perlindungan lingkungan. Sebuah sinyal kuat bahwa KLH/BPLH tak hanya menargetkan
kesadaran publik, tetapi juga reformasi struktural dalam tata kelola lingkungan hidup
nasional.
Dalam sambutannya, Menteri Hanif mengutip data global dan nasional yang
mengkhawatirkan.
“Pada 2023 saja, Indonesia menghasilkan 10,8 juta ton sampah plastik, dan lebih dari
6juta ton di antaranya tidak terkelola dengan baik.
Tanpa intervensi serius, pada 2050
separuh sampah kita akan berupa plastik.”
Untuk itu, KLH/BPLH telah menggulirkan berbagai langkah strategis: pelarangan plastik
sekali pakai secara bertahap hingga 2029, penghentian impor sampah plastik, penguatan.
kebijakan Extended Producer Responsibility (EPR), hingga pembangunan waste-to-
energy di 33 kota besar. Tak ketinggalan, sanksi tegas bagi pemerintah daerah yang
masih melakukan open dumping diberlakukan mulai Maret 2025.
Forum Rakornas Pengelolaan Sampah yang menjadi bagian penting dari peringatan ini
turut membahas transformasi kelembagaan, teknologi, dan skema pendanaan. Sementara
dalam sesi diskusi tematik, para narasumber membedah tantangan dan peluang
dalam memperkuat ekonomi sirkular di Indonesia.
Untuk menarik partisipasi publik, berbagai kegiatan kreatif seperti jalan sehat,
fashion show dari bahan daur ulang, hingga pertunjukan seni dan hiburan turut digelar. Komunitas,
UMKM, dan pelaku ekonomi lokal berbasis upcycle dan reuse juga menjadi bagian
penting dalam membangun narasi bahwa solusi lingkungan bisa dimulai dari akar rumput.
KLH/BPLH mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momen Hari Lingkungan
Hidup Sedunia ini sebagai titik balik: mengubah gaya hidup, memperkuat komitmen, dan
mengakhiri ketergantungan pada plastik sekali pakai. Karena hanya dengan kolaborasi
nyata, visi Indonesia Bebas Sampah Plastik 2029 bisa terwujud.(ine)